Random Post

11.09.2012

Pengurus NU Harus Sauyunan

Sukabumi, NU Online
Penggerak Nahdlatul Ulama harus memiliki soliditas yang kuat. Saling bekerjasama dan sauyunan di antara para pengurus. Dalam bahasa Sunda, sauyunan berarti merapatkan barisan, seniat dan semisi, sevisi, dalam bercita-cita.
Menurut Mustasyar NU Kabupaten Sukabumi, Ajengan KH Mahbub, sauyunan bisa dicontoh dari penggerak NU Sukabumi di tahun 1950-an, yaitu Ajengan Masthuro, pemimpin Al-Masthuriyah, Ajengan Djunaidi pengasuh pesantren Cigunung, KH Abdullah Sanusi, pemimpin pesantren Al-Falah dan H Siroj.
“Ajengan Masthuro menonjol dalam intelektual, Ajengan Abdullah ahli mengarang kitab, Ajengan Cigunung terkenal dengan ketawadhuan dan wara’ serta ajengan Siroj terkenal dengan ilmu kanuragannya,” ujar putera Ajengan Abdullah Sanusi, ketika ditemu NU Online beberapa waktu lalu.
Para ajengan itu, terus menjaga silaturahim dan selalu bertukar pikirang tentang pesantren, umat, dan NU. Jika tidak demikian, sambung pengasuh pesantren Al-Falah Sukamantri ini, NU akan susah bergerak.

Menurut Wakil Ketua GP Ansor Kabupaten Sukabumi, Daden Sukendar, kiprah keempat penggerak NU itu mesti ditauladani penggerak NU sekarang.

Untuk tujuan itu, Keluarga Besar NU Sukabumi akan mengkaji karya-karya kiai NU di Sukabumi untuk kalangan anak muda NU. “Kegiatan tersebut merupakan upaya mempertemukan antara anak muda NU dengan orang tuanya,” ujar Daden, santri lulusan Al-Masthuriyah.
Kegiatan tersebut diharapkan akan memupuk kebersamaan dan sauyunan anak muda NU Sukabumi yang aktif di PMII, IPNU, IPPNU, Fatayat dan GP Ansor. Sehingga soliditas yang kuat bisa terjalin.

Penulis: Abdullah Alawi


Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Silahkan kirimkan pesan, kritik dan saran ke alamat email redaksi "mwcsalaman@gmail.com atau sms ke hp. 085643277666. Terima kasih